Kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

untuk melihat sumber tulisan ini bisa klik disini
Baca Penuh - Kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Kasih Sayang Seorang Ibu

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.
Baca Penuh - Kasih Sayang Seorang Ibu

Berhentilah Mengeluh

Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.
Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali. Jika demikian masihkan anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?

untuk sumber tulisan ini bisa klik disini
Baca Penuh - Berhentilah Mengeluh

Cobalah Untuk Merenung



Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.
Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran.Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya dengan pikiran anda yang bening.

untuk sumber bisa klik disini
Baca Penuh - Cobalah Untuk Merenung

Kisah seorang pelacur yang masuk surga karena menolong anjing

Karena sifat murah hatinya kepada binatang seorang wanita yang selama hidupnya melacurkan diri akhirnya masuk syurga. Kisah ini hendaknya menjadi teladan bagi kita semua agar jangan pernah putus asa, mengharap kasih sayang dan ampunan Allah SWT.
Pada zaman kenabian isa as, banyak terjadi kerusakan karena ulah kaisar romawi yang zalim. Kelaparan dan kemiskinan merajalela di negeri palestina. Berbagai cara dilakukan oleh rakyat terutama para kaum miskin untuk melawan kelaparan dan kemiskinan itu.
Seorang ibu terpaksa menjual anaknya seperti menjual pisang goreng. Perampokan, Pembunuhan, Penganiyaan tak kenal peri kemanusiaan lagi. Sementara ketika nabi isa menyampaikan dakwahnya kepada rakyat, tentara romawi selalu mengejar-ngejar Beliau.
Sesekali nabi isa mengumpulkan para orang miskin itu, dan membagi-bagikan roti dan gandum kepada mereka. Namun tak urung para tentara romawi terus menggusur dan menganiaya mereka.
Kehidupan rakyat sudah benar-benar tak menentu. Laki-laki banyak sekali yang meninggalkan rumah dan keluarga mereka, entah pergi kemana. Pelacuran Tumbuh dimana-mana, setiap orang harus mempertahankan dirinya dari serangan lapar.
Awal Kisah Seorang Pelacur yang Masuk Surga
Suatu ketika terlihat seorang perempuan muda berjalan serseok-seok seolah menahan rasa letih. Sudah terlalu jauh ia menyusuri sepanjang jalan, untuk mencari sesuap nasi.
Menawarkan diri kepada siapa saja yang mau, meski dengan harga yang murah, perempuan muda itu terlihat terlalu tua dibandingkan dengan usia sebenarnya. Wajahnya Kuyu di guyur penderitaan panjang.
Ia tidak memiliki keluarga, kerabat, ataupun sanak saudara lainya. Orang-orang sekelilingnya menjauhinya. Bila bertemu dengan perempuan tersebut mereka melengos menjauhinya karena jijik melihatnya.
Namun perempuan itu tidak peduli, karena pengalaman dan penderitaan mengajarinya untuk bisa tabah. Segala ejekan dan cacimaki manusia diabaikanya. Ia berjalan Dan Berjalan, seolah tiada pemberhentianya.
Ia tak pernah yakin, perjalananya akan berakhir. Tapi ia terus berusaha melenggak-lenggok untuk menawarkan diri. Namun sepanjang itu Sunyi saja, sementara panas masih terus membakar dirinya.
Entah sudah berapa jauh ia berjalan, namun tak seorangpun juga yang mendekatinya. Lapar dan Haus terus menyerangnya. Dadanya terasa sesak dengan nafas yang terengah-engah kelelahan yang amat sangat. Betapa lapar dan hausnya dia.
Akhirnya sampailah ia disebuah desa yang sunyi. Desa itu sedemikian gersangnya hingga sehelai rumputpun tak tumbuh lagi. Perempuan lacur itu memandang ke arah kejauhan. Matanya nanar melihat kepulan debu yang bertebaran di udara. Kepalanya sudah mulai terayun-ayun dibalut kesuraman wajahnya yang kuyu.
Dalam pandangan dan rasa hausnya yang sangat itu. Ia Melihat sebuah sumur di batas desa yang sepi. Sumur itu ditumbuhi rerumputan dan ilalang kering yang rusak di sana-sini. Pelacur itu berhenti di pinggirnya sambil menyandarkan tubuhnya yang sangat letih. rasa hauslah yang membawa ia ke tepi sumur tua itu.
Sesaat ia menjengukan kepalanya ke dalam sumur tua itu. Tak tampak apa-apa, hanya sekilas air memantul dari permukaanya. Mukanya tampak menyemburat senang, namun bagaimana harus mengambil air sepercik dari dalam sumur yang curam?
Perempuan itu kembali terduduk. Tiba-tiba ia melepaskan stagenya yang mengikat perutnya, lalu dibuka sebelah sepatunya. Sepatu itu diikatnya dengan stagen, lalu di julurkanya ke dalam sumur. Ia mencoba mengais air yang hanya tersisa sedikit itu dengan sepatu kumalnya. betapa hausnya ia, betapa dahaganya ia.
Air yang tersisa sedikit dalam sumur itu pun tercabik, lalu ia menarik stagen perlahan-lahan agar tidak tumpah, namun tiba-tiba ia merasakan kain bajunya ditarik-tarik dari belakang.
Ketika dia menoleh, di lihatnya seekor anjing dengan lidahnya terjulur ingin meloncat masuk kedalam sumur itu. Sang pelacur pun tertegun melihat anjing yang sangat kehausan itu, sementara tenggorokannya sendiri serasa terbakar karena dahaga yang sangat.
Sepercik air kotor itu sudah ada di dalam sepatunya. kemudian dia akan meneguknya, Anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya sambil merintih.
Pelacur itupun mengurungkan niatnya untuk mereguk air itu. Dielusnya kepala hewan itu dengan penuh kasih. Si Anjing memandangi air yang berada di dalam sepatu, lalu perempuan itu meregukan air hanya sedikit ke dalam mulut sang anjing, dan perempuan itu pun seketika terkulai roboh sambil tangannya memegang sepatu.
Melihat perempuan itu tergeletak tak bernafas lagi, sang Anjing menjilat-jilat wajahnya, seolah menyesal telah mereguk air yang semula akan direguk perempuan itu. Pelacur itu benar-benar meninggal.
Pelacur Masuk Surga karena Ikhlas Menolong Anjing
Para malaikatpun turun kebumi menyaksikan jasad sang pelacur. Malaikat Raqib dan Atib sibuk mencatat-catat, sementara malaikat Malik dan Ridwan saling berebut. malik, si penjaga neraka sangat ingin membawa perempuan pelacur itu ke neraka.
Sementara Ridwan, si penjaga Syurga, mencoba mempertahankanya. Ia ingin membawa pelacur itu ke syurga. Akhirnya persoalan itu mereka hadapkan kepada ALLAH SWT. “Ya Allah, sudah semestinya pelacur itu mendapat siksaan di neraka, karena sepanjang hidupnya menentang larangan Mu. ” kata Malik.
“Tidak ! ” bantah Ridwan. Kemudian Ridwan berkata kepada Allah, ” Ya Allah, bukankah hambaMu si pelacur itu termasuk seorang wanita yang ikhlas melepaskan nyawanya daripada melepaskan nyawa Anjing yang kehausan, sementara ia sendiri melepaskan kehausan yang amat sangat?”
Mendengar perkataan Ridwan, Allah lalu berfirman, ” Kau benar, wahai Ridwan, wanita itu telah menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan nyawanya demi makhlukKu yang lain. Bawalah ia ke syurga, Aku meridhoinya..”
Seketika malaikat Malik kaget dan terpana mendengar Firman Allah itu, sementara malaikat Ridwan merasa Gembira. Ia pun membawa hamba Allah itu memasuki surga. lalu Bergemalah suara takbir, para malaikat berbaris memberi hormat kepada wanita, sang hamba Allah yang ikhlas itu.

Semoga Bermanfaat , Biar Lebih barokah saya sertakan Link Artikel Aslinya Disini
Baca Penuh - Kisah seorang pelacur yang masuk surga karena menolong anjing

Cinta Berdarah

Berikut adalah cerita sedih cinta selengkapnya, dimana judul asli dari cerita ini sendiri adalah "Cinta Berdarah". Adapun sumber cerita ini, Ryu peroleh dari blog anekaremaja.blogspot.com. Selamat menikmati cerita sedihnya kawan:

Kita sling mncintai, tapi antara aku & kamu, beda. kita di takdirkn sbgai musuh dlam peprangan esok hari. besok kita akan sling membunuh d medan perang, sbnarnya aku tak kuasa berperang dnganmu, tapi kta baginda raja kami, aku hrus sprti itu.

Hnya diam dlam kebimbangan saja, pagi yg tak ingn aku temui, kini aku temui, hari ini aku akn bertemu dg wanita yg aku cinta, tapi bukan untk brgandengan tngan, mlainkan kita akn sling membunuh sbgai musuh.

Aku takut hari ini, aku takut dia hnyut dlam gumpalan darah peperangan. apa harus aku tmpulkan sja pedangnya biar dia tak terluka, atau aku serahkan sja tubuh ini untuk di tusuknya, agar aku sja ayg hanyut kedalam gumpalan darah peperangan.

Dlam kebimbangan ini, aku berangakat brsma prajurit2x yg lainnya, berlari smbari mnunggangi kudua2x jantan nan gagah, mnuju pasir2x tandus tak berpnghuni.

-"Apakah aku sedang bermimpi, ataukah ini memang knyatan dlam suatu peprangan ?"
prlhan kuda yg aku tunggangi ini mulai mlambat dlam larinya, rasa was was & kbimbangan ini smakin aku rsakan, ketika ku lihat di sebrang sna, ku lhat prajurit2x yang lain dlam msuhku di peprangan hari ini, membawa wanita yg aku cintai dlam rombongan nya.

-"Ternyata ini bukan mimpi, aku benar2x akan berprang dg wanita yg aku cintai, entah tubuh siapa yg akan mnjadi drah di hmparan pasir2x tandus itu." aku atau wanita yg aku cintai itu.

Angin yg berhmbus kncang mengadukan kedua klompok yg sling bermusuhan dlam peperangan. hamparan pasi pasir tandus tak berpnghuni, kini berubah mnjadi lautan darah berpnghunikan mayat mayat yg bergletakan tak braturan dlam peperangan.

jantung ini masih berdetak, tapi jiwa ini tlah kosong, ini bkan air hujan, ini air mta, adlah kesedihqan yg perlhan mulai membanjiri pipi yg tlah berdarah dlam peperangan.

Meskipun tangan & tubuh ini sibuk berperang dg pedang yg ku ayunkan di tngan, tapi mtaku masih menatap wanita itu, aku takut dia mnjadi darah dlam peperangan ini.

Aku lihat tngannya masih sibuk berprang, smentara bibirnya menyuarakan sesuatu pdaku.
"Hei .., jngan posisikan mtamuk arahku, kau akan terluka"

-"Jangan pdulikan aku , lebih baik kau jga dirimu sendiri, biarkan tubuh ini mnjadi dlam peperangan"
"Aku tak ingin kau mnjadi drah dlam peperangan ini"

-"Biarkan sja aku mnjadi drah, agar pasukan mu yg lain tertawa melihatnya"
"Jika mreka tertawa, kau pikir aku juga akan tertawa ?"
Mendngar hal itu bibirku membisu bakl patung yg membeku di tengah gunung es.
"Kenapa kau diaam ?"

-"Aaaa kkkkk uuuuuu "
"dengarlah, mngkin mreka akan trtawa mlihatmu mnjadi drah, tpi tdk dg aku, aku akan mnangis jika kau mnjadi drah dlam peperangan ini"
-"Benarkah itu elsha?"
"Iya, aku mencintaimu & kau jga mncintaiku, kita hrus berdiri, jngan smpai kita mnjadi drah dlam peprangan ini"

Saat itu aku hnya bsa diam dlam kebimbangan, aku terharu mendngar apa yg dia ktakan, smpai pipi yg brdrah ini, trbasuh air mta kebimbangan & kepedihan !
Semakin lma kmi berprang , pasir2x tandus ini smakin memerah penuh darah, stengah dri prajurut2x kami sdah punah mnjadi mayat2x yg bergletakan d pasir tandus penuh darah.
Sdangkan msuhku dlam peperangan ini, lebih byak dri pasukanku skarang.
Panas matahari yg menyengat, mngeluarkan keringat dlam hati yg penat, aku msih berperang, mlawan mreka yg masih mnyerang, begitu pun dg elsha,wanita yg aku cintai yaitu musuhku dlam peprangan ini, dia berjuang dg epdang yg sudah memerah penuh darah.
Entah ada berapa mtanya, ketika dia sibuk dlam peperangannya, dia msih prhtikanku yg hampir puanh mnjadi darah !
'Awas dibelakangmuuuuu..."

Mendnar hal itu, aku lngsung mmbalikan bdan ini ke arah musuhku yg ada di blakangku.
-" Kau tk akan bisa mmbunuhku, khiiiiaaaaaaa ...., ssiiiiieeeeetttttttttttttttttttzzzzzzzz"
dan nsuh yg hmpir membunuhku, aku bunuh dg pedang penuh darah.
-" terima kasih elsha"
"Iyaa, hati2x, "

Sampai akhirnya 37 dri setengah prajurit2xku yg tersisa, kini punah dlam pasir tandus yg memerah menjadi gumpalan darah. Mtaku smakin memrah dg kematian yg lainnya, dg tangan & yg penuh dg robekan, aku ayunkan pedang yg ku gengngam dlam peperangan, smpai 30 org dri musuh2xku, berhasil aku bunuh.

Dlam keadaan ini, aku berperang dg 13 org, sdangkan musuh musuhku dlam peperangan ini, memiliki pasukan yg lebih banyak dr pasukan ku skarang. Meskipun tubuh ini tlah lelah, tapi pedang yg memerah penuh darh ini, masih ku ayunkan dlam peperangan. Tangan & sbagian tubuh ini tlah penuh di lumuri darah2x musuh, langkah kaki ku pun mulai melemah ketika kulihat elsha wanita yg aku cintai dlam peperangan ini yaitu musuhku sndiri, tersayat pedang pasukanku di sbagian tubuhnya!
-"Elshaaaa ..., ???"
Melihat dia terluka, aku berteriak sembari menolongnya! Dg tubuh & kaki yg terluka aku berlari mendekatinya !
Dg posisi yg masih lumayan jauh dr wanita itu, aku berteriak pada pasukanku yg berusha membunuh elsha .
-"Heiiii ...., hentikan jangan kau sakiti dia lagi"
="Diam kau, biarkan aku membunuhnya, dia musuh kita"
-"Dia musuh kita ?, tapi aku mencintainyaaa"
="Kenapa kau inii ?"
-"kau tak perlu tau, matilah kauuu .... sieettttzzzz .."
="Penghiaa a a a a a a a a ..."
smpai akhirnya, kawanku dlam peperangan ini aku bunuh dg pedang yg penuh darah menjadi gumpalan darah.
-"Kau tak apa2x elsha "
"Aku baik-baik saja, terima kasih"
Ku lihat saat itu air mtanya mengalir deras dg expresi wajah yg terlihat kesakitan !
-"Elsha, ku lihat kau sprti kesakitan ?"
"Aku tak apa apa, jangan terlalu mengkhawatirkanku"
-"Jelaslah aku mengkhawatirkanmu, aku mencintaimu, kau dengar itu ?"
"Aku tau, aku mngrti, tapi sebaiknya kau menjauh dr sini, aku tak ingin kita saling bunuh di sini"
Perkataan yg keluar dari mulut elsha saat itu, memaksa aku menjauh dr hdapannya, dg kepala menunuduk, aku berbalik berjalan pelan menuju pasukan lawan. Kami masih berperang di atas pasir tandus yg memerah penuh darah.
Matahari pun hampir tenggelam menyaksikan peperangan ini, sampai semua pasukanku punah menjadi gumpalan darah. Mataku pun semakin memerah melihat mreka mnjadi darah, tapi itu semua tak membuat aku lengah & pasrah, aku masih berperang melawan mereka yg masih menyerang dg pedang yg ku genggam di tangan.
Saat itu aku berdiri bersama mayat2x yg bergeletakan di belakangku, sedangkan lawan yg aku hadapi, memiliki pasukan yg lebih banyak dariku.

-"Ayoo ... terusskaaan , aku tak takut dg jumlah kalian, khiaaaa"
Dg kaki & kepala yg bercucuran darah, aku menyerang mereka dg pedang yg semakin memerah, ku lihat saat itu, salah stu dari pasukan mereka yaitu elsha, tiba2x menghentikan langkahnya dlam perangnya, lalu iya berteriak pdaku.

"Hatiii-hatii, lawan yg kau hadapi bukan satu"
-"Tenanglah, aku takan menjadi darah"
Dan tiga dr empat musuhku yg tersisa itu, telah berhasil aku bunuh.
-"Sekarang kita imbang, kau atau aku yg akan menjadi darah sekarang?.
="Kau salah, di belakangku masih ada elsha, mungkin kau yg akan menjadi darah"
Sejenak aku terdiam mendengar apa yg musuhku katakan. sampai akhirnya dia menyerang saat konsentrasiku hilang, & saat itu pedang yg di ayunkannya, menusukku tepat di sebelah kiri dadaku. Aku tak sadarkan diri saat itu, yg ku lihat hanya tetesan darah yg keluar mengalir dari sbelah kiri dadaku.

Mungkin saat itu aku akan benar2x menjadi darah dlam peperangan ini, dlam tak sadar & tak berdayanya aku, aku masih mendengar suara samar2x wanita, sepertinya itu elsha!
"Tiiidaaaakkkk ..., kau tak boleh menjadi darah dlam peperangan ini"
Ku lihat dia berlari ke arahku bersama pedang yg di bawanya, ku rasakan dia semakin mendekat, smpai akhirnya, kaki yg berdarahnya itu, tepat menginjak tanah yg berada di depanku.
-"Ee e e eellsshaaa"

Dg suara tak berdaya, aku menyapanya.
"Bertahanlah, kau tak boleh menjadi darah, kau harus berdiri bersamaku disi"
Tak ada sepatah katapun yg bisa ku ucapkan padanya, aku hnya bsa menangis mndengar apa yg di ktakannya .
Lalu wanita itu berdiri, melepaskan tangannya yg memangku wajahku, tiba2x mata sayunya memerah ketika menatap salah satu pasukannya yg tersisa, yg membuat aku lemah tak berdaya. lau dg nada kesal iya berbicara pda prajuritnya itu !
"Sekarang kau puaas, kau berhsil menjadikannya darah, tertawalah .. "
="Jelaslah aku puas, mari kita rayakan kemenanga
ini"

"Brengseek kauu, siiieeeeetttttttzz ...,"
Tanpa bnyak kta2x yg keluar dr mulut elsha, pedang yg memerah yg masih di genggam d tangannya, iya tusukan ke tengah2x perut prajuritnya sendiri.
"Maattiii kauuu"
Lalu dg tangan yg berdarahnya , iya pangku kembali wajahku yg sempat terkapar di pasir ini.
-"Els sha, kenapa kau membunuhnua ?"
"Biarlah, aku tak ingin melihatnya hidu"
-"Apa karena kau mencintaiku ?"
Sejenak dia diam, lalu dia berkata dg wajah yg mempesona,
"Iya, karena aku mencintaimu, aku membunuhnya'
Semakin deraslah air mta ini, saat ku dengar dia berbicara apa adanya pdaku, lalu ku teruskan pembicaraanku pda wanita itu, dg sua yg pelan tak berdaya.
-"Elsha, mungkin sampai disini rasa saling mencintai kita""Kenapa kau berkata seperti itu ?
-"A k u tak kuasa menahan nafas yg tersisia, aku akan menjadi gumpalan darah dalam peperangan ini"
Dg tangisnya elsha masih bersuara, berbicara padaku.
"Jangan bicara seperti itu, aku mhooon, aku tak ingin kau menjadi darah"
-"Aku tak bisa elshaa, ini permintaan terakhirku, peganglah tanganku, jangan kau lepaskan sbelum nyawa ini ku lepaskan"
Lalu wanita itumelepaskan pedangnya, & memegang tanganku
"Kumohon bertahanlah"
-"Maafkan aku, tetap pegang tangannya, & rsakan setap denyut nadinya"
Perlahan2x denyut nadi dalam tangannya yg elsha pegang mulai melemah.
Sampai akhirnya, di akhir kata,

-" AKU MNCINTAIMU ELSHA" yang aku ucapkan pdanya, denyut nadi dalam tanganku berhenti & mati !
"Jaaaaangaaaan tinggaaaalkaaan aaaaakkkkkuuuuuu ... "
Jerit tak percaya elsha menggema di hamparan pasir tandus yg memerah penuh gumpalan darah, saat lelaki yg di cintainya kini pergi, hanyut menjadi gumpalan darah di pasir tandus yg memerah !
SELESAI .
Baca Penuh - Cinta Berdarah